Peran Pertamina Lubricants dalam Industri Gas Alam Menuju Transisi Energi Indonesia

Kamis, 18 Jan 2024 | 318 views   128 likes


Gas alam adalah sumber daya yang memiliki banyak potensi di masa depan. Betapa pentingnya gas alam terbukti dari rencana transisi energi Indonesia yang melibatkan gas alam sebagai salah satu sumber energi baru.
 
Meski gas alam hadir sebagai sumber bahan bakar fosil, gas alam terbukti memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar minyak bumi. Alhasil, gas alam adalah sumber energi fosil yang paling bersih yang tersedia saat ini.
 

Potensi Gas Alam di Indonesia

 
Paris Agreement menjadi tonggak awal upaya transisi energi yang menjadi gerakan kolektif setiap negara. Perjanjian tersebut diratifikasi pada tanggal 12 Desember 2015, dengan tujuan untuk menahan laju kenaikan suhu global di bawah 2º Celcius dan melanjutkan upaya untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5° Celcius di atas suhu di masa pra-industrialisasi.
 
Untuk mencapai tujuan tersebut, emisi dunia harus dikurangi sebesar 45% pada tahun 2030, yang pada akhirnya pengurangan tersebut akan mengarah pada visi untuk mencapai net zero emission pada tahun 2050.
 
Salah satu jalan menuju net zero emission di tahun 2050 adalah melalui gas alam. Di Indonesia sendiri, jumlah cadangan gas alam mencapai 41,62 triliun kaki kubik persegi pada tahun 2022, yang diproyeksi dapat memenuhi kebutuhan negara selama periode transisi energi hingga 20 tahun mendatang. Jumlah itu menjadikan Indonesia salah satu negara dengan cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik.
Bahkan Indonesia dikatakan akan mengalami surplus cadangan gas alam di masa mendatang.
 
Gas alam adalah pilihan sumber energi alternatif yang digadang-gadang akan menjadi pengganti minyak bumi. Hingga kini, gas alam kerap digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, dari skala rumah tangga hingga skala industri seperti Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan kompresor gas alam.
 
Untuk skala industri, proses pemanfaatan gas alam ditunjang dengan mesin mesin gas stasioner. Apa itu mesin gas stasioner?
 

Stationary Gas Engine

 
Stationary gas engine atau mesin gas stasioner adalah mesin berbahan bakar gas. Bentuk mesin ini menyerupai mesin pembakaran dalam berbahan bakar bensin dan diesel. Bedanya mesin gas stasioner berbahan bakar gas, dan digunakan secara stasioner atau tidak berpindah tempat. 
 
Mesin gas stasioner memiliki konfigurasi yang menyerupai mesin bensin dan diesel pada mobil. Sama-sama menggunakan piston, crankshaft, katup, dan noken as. Yang menjadi pembeda sekaligus keunggulan dari mesin gas adalah sumber bahan bakarnya yaitu gas, yang memiliki kadar nitrogen oksida dan karbon monoksida yang lebih sedikit. 
 
Mesin gas memiliki emisi buangan yang lebih ramah lingkungan, dengan biaya bahan bakar yang lebih murah. Mesin ini hadir dengan berbagai opsi ukuran dan konfigurasi, di antaranya:
 
  • Putaran mesin 2 langkah atau empat langkah
  • Kisaran tenaga umumnya dari 800 HP hingga maksimum 1.500 HP
  • Terdiri dari satu hingga 20 silinder
  • kapasitas penampungan oli umumnya 300 hingga 800 liter
  • Kecepatan mesin mulai dari unit kecepatan rendah sebesar 300 RPM hingga unit kecepatan tinggi pada 2.000 RPM. 
  • Lubang piston sebesar 572 mm pada unit kecepatan rendah dengan lubang berukuran 89 mm hingga 240 mm yang umum pada unit kecepatan tinggi
  • Udara masuk secara naturally aspirated atau turbocharged 
  • Stoikiometrik atau lean burn (istilah relatif untuk rasio udara dan bahan bakar yang lebih tinggi daripada stoikiometrik) untuk mengurangi emisi NOx
  • Mesin dan unit kompresor dapat berupa unit yang terpisah, yaitu, disambungkan dari ujung ke ujung pada crankshaft dengan kopling, atau secara integral, di mana mesin dan kompresor disatukan dengan crankcase yang sama.
 

Pelumas yang Digunakan untuk Mesin Gas Stasioner

 
Mesin gas stasioner menggunakan pelumas NG Lube, yang dapat digunakan untuk mesin jenis compression ignition atau spark ignited dengan putaran empat langkah yang menggunakan bahan bakar gas. NG Lube memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap oksidasi dan nitrasi, sehingga dapat mencegah timbulnya deposit dalam ruang mesin.
 
Masalah yang kerap terjadi pada mesin gas stasioner adalah valve guttering, atau kebocoran gas pada katup exhaust yang rusak akibat korosi, sehingga kinerja mesin tidak lagi optimal. Hal itu dapat dicegah dengan menggunakan pelumas yang tepat seperti NG Lube.
Pelumas ini juga cocok dengan segala jenis material seal pada mesin gas stasioner. Dengan tingkat penguapan yang rendah, NG Lube dapat memperpanjang usia pakai pelumas pada mesin.
 
NG Lube memiliki dua opsi viskositas, yaitu SAE 30 dan 40 dengan empat pilihan varian, yaitu NG Lube, NG Lube LL, NG Lube Ashless, dan NG Lube HSG.
 
Kunjungi laman produk industri untuk mengetahui lebih dalam tentang NG Lube dan distributor resmi pelumas industri dari Pertamina Lubricants!



Bagikan:
Temukan Pelumas

Otomotif & Industri serta Produk yang Mendunia di sini

Produk Otomotif

Cari Oli

Produk Industri

Cari Pelumas

ProdukMancanegara

Cari Pelumas