Jakarta - Sebagai komitmen perusahaan dalam menjalankan operasi bisnis yang sesuai dengan aspek HSSE (Health, Safety, Security, Environment), PT Pertamina Lubricants telah melaksanakan Audit SUPREME atau Sustainability Pertamina Expectations For HSSE Management Excellence untuk mengukur keberlanjutan sistem yang sudah diimplementasikan perusahaan selama ini. Audit SUPREME yang dilaksanakan pada 30 November - 4 Desember 2020 ini merupakan audit yang pertama kali dilakukan secara virtual, baik dalam proses document assessment, interview serta Site Physical Tour (SPT) dan dan Site Barrier Tour (SBT).
Proses audit berjalan dengan lancar selama 4 hari dan melibatkan berbagai direktorat dan fungsi di PTPL dan pengumpulan berbagai evidence. Selanjutkan Audit SPT dan dan SBT dilakukan secara virtual pada fasilitas dan asset operasi di Production Unit Jakarta dan Gresik.
Penutupan Audit SUPREME kemudian digelar via MTeams pada Jumat (4/12) dan dihadiri oleh Jajaran Direksi dan Manajemen serta peserta terkait lainnya. Dalam penutupan ini, assessor menyampaikan berbagai good findings dan rekomendasi perbaikan terhadap 8 proses audit termasuk audit SPT dan SBT serta penampilkan hasil survey budaya pekerja dengan lebih dari 700 responden.
Direktur Operasi PT Pertamina Lubricants Mohammad Irfan menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada seluruh tim assessor dan seluruh perwira PTPL yang telah berpartisipasi sehingga audit dapat berjalan dengan lancar. "Bagi kami, audit ini sangat berarti dan berguna agar perusahaan dapat melakukan perbaikan dengan lebih baik lagi kedepannya. Rekan-rekan di Production Unit justru terbantu dalam upaya melakukan improvement kedepannya," ungkapnya.
Selanjutnya pada closing statementnya, Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Ageng Giriyono menyampaikan bahwa perusahaan memiliki berbagai rencana besar kedepannya dan harus mampu memperkuat enabler-enabler yang meliputi budaya, organisasi, kompetensi, operational excellence dan digitalisasi. Enabler ini akan mendukung core bisnis, bisnis di luar negeri dan new business kedepannya dan mendukung profitability yang berkelanjutan.
"Semua perlu dirancang dan dikontrol. Audit SUPREME ini adalah salah satu proses kontrol. Semakin banyak temuan semakin bagus untuk kami dalam mempersiapkan diri di tahun-tahun kedepan. Kami harus cepat berbenah agar mencapai kondisi yg diharapkan oleh shareholders. Audit ini merupakan petunjuk mengenai apa saja yang perlu dilakukan perbaikan. Tentunya ini menjadi PR bersama dan harus dilakukan dengan target yang terukur dan diimplementasikan dengan baik. Mudah-Mudahan apa yang kita lakukan dapat menjadi yang terbaik untuk perusahaan," tutup Ageng.
SUPREME diluncurkan tahun 2019 dan merupakan sistem manajemen untuk mengintegrasikan praktik-praktik HSSE terbaik berkelas dunia secara terstruktur dan sistematis pada tingkat korporat, direktorat, unit operasi, dan anak perusahaan Pertamina, serta memastikan bahwa praktik-praktik HSSE tersebut memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.
Selain itu SUPREME adalah manajemen sistem HSSE Pertamina berbasis manajemen risiko HSSE yang menjadi dasar standarisasi proses bisnis serta program dan administrasi HSSE di seluruh Pertamina Group.
Dengan dasar itu, Pertamina mendorong agar HSSE dijadikan sebagai way of life dengan mengutamakan tindakan dan praktik untuk membiasakan hal yang benar, bukan membenarkan kebiasaan. Mendukung nilai-nilai kepemimpinan dalam menciptakan lingkungan kerja dan produk-produk bisnis yang memenuhi aspek-aspek HSSE termasuk keselamatan pekerja, keselamatan instalasi dan peralatan, keselamatan lingkungan, serta keselamatan bersama masyarakat dan umum.